CCTV

Senin, 02 Februari 2015

Biografi Al-Jahiz (Peletak Dasar Zoologi Pencetus Teori Evolusi)


Abu Uthman Amr Ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, demikian nama aslinya yang bergelar al-Jahiz (besar) kerana matanya yang besar, lahir di Basrah, Irak pada 781 ketika berkuasa Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad.  Al-Jahiz adalah cucu dari seorang budak kulit hitam asal Afrika Timur. Al Jahiz dikenal sebagai penulis untuk :
  1. Prosa Arab
  2. Sastra Arab
  3. Biologi, 
  4. Zoologi, 
  5. Sejarah, 
  6. Filsafat Islam awal, 
  7. Psikologi Islam, 
  8. Teologi (ajaran) Mu'tazilah dan 
  9. Polemik dalam politik-agama.
Ia berasal dari keluarga miskin, untuk mempertahankan hidupnya Al-Jahiz muda menjual ikan di salah satu kanal-kanal Kota Basrah. Namun, kemiskinan tak membuat keluarga Al-Jahiz menyerah begitu saja, sang ibu berperan penting mendorong putranya untuk terus belajar.

Ia melanjutkan belajarnya hingga usia 25 tahun, dan berguru kepada sederet
ilmuwan. Otaknya yang brilian membuatnya mampu menguasai beragam ilmu pengetahuan. Waktu luangnya dihabiskan untuk mendiskusikan berbagai subjek ilmu pengetahuan bersama pemuda lainnya di salah satu mesjid di Kota Basrah.

Semua tulisan dan karya-karya penting dilahapnya, termasuk buku-buku terjemahan filsafat Yunani, khususnya buah pemikiran Aristoteles. Pada 816 M ia memutuskan hijrah ke Baghdad untuk menyambangi "Bait al-Hikmah" sebuah pusat studi dan keilmuan terbesar di dunia saat itu. Untuk mengembangkan kemampuannya, ia memanfaatkan peluang yang diberikan para sultan yang memang antusias pada ilmu pengetahuan. Dalam 25 tahun, ia sudah mendapatkan berbagai pengetahuan, termasuk kajian Quran dan Hadits.

Di ibukota Kekhalifahan Abbasiyah ini, Al-Jahiz leluasa mengembangkan karirnya sebagai penulis berbagai subjek ilmu, ia mendapat dukungan dari pihak kerajaan dengan berbagai fasilitas. Sepanjang kariernya sebagai penulis piawai, lebih dari 200 naskah buku telah ia hasilkan. Khalifah Al-Makmun pun tertarik pada kehebatan ilmunya, pada suatu kesempatan ia diundang untuk mengajar anaknya, namun niat itu diurungkan karena anak itu takut pada tatapan mata melotot calon gurunya, dari sinilah sang jenius mendapat julukan Al-Jahiz yang berati si mata melotot.

Kontribusi & Karyanya

Penulis Ensiklopedi Hewan Pertama Terlengkap

Salah satu karya Al-Jahiz yang sangat fenomenal adalah "Kitab al-Hayawan" (Book of Animals), buku ini sempat dihargai 5.000 dinar emas oleh peminatnya. Kitab al-Hayawan merupakan sebuah ensiklopedia zoologi yang terdiri atas tujuh volume. Di dalamnya, Al-Jahiz mengupas dan menguraikan lebih dari 350 jenis binatang, diulas pula tentang kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Kitab ini dipandang sejarawan sains sebagai karya besar dan terpenting yang telah disumbangkan Al-Jahiz bagi peradaban manusia. Dalam buku ini, Al-Jahiz secara khusus menguraikan teori evolusinya secara komprehensif. Teori itu didasarkan pada pengaruh lingkungan terhadap binatang.














Dua tampilan kitab Hayawan

Pencetus Teori Evolusi
Ia adalah ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi .

Dalam Kitab Al Hayawan, al-Jahiz adalah orang pertama yang mengeluarkan ide bahwa habitat hewan mempengaruhi kehidupan dan bentuknya, yang mana dikemudian hari hal ini menjadi teori dasar dari pembentukan Teori Evolusi Darwin dan merupakan hal yang tidak dapat dijawab oleh Charles Darwin). Al-Jahiz menganggap bahwa dampak lingkungan berpengaruh terhadap kemungkinan seekor binatang untuk bertahan hidup, dan hal pertama yang dilakukan ialah menggambarkan perjuangan untuk keeksistensiannya dari keberlangsungan seleksi alam semenjak nenek moyang hewan tersebut.Kesimpulan dari teori Al Jahiz tentang perjuangan untuk eksistensi dalam Kitab Al Hayawan telah diringkas sebagai berikut:

"Hewan harus berjuang untuk eksistensinya (jenisnya), untuk sumber daya yang tersisa, untuk menghindari dimakan dan untuk berkembang biak. Faktor lingkungan turut mempengaruhi suatu organisme untuk mengembangkan karakteristik baru untuk memastikan kelangsungan hidup jenisnya akan berubah menjadi spesiaes yang baru. Hewan yang bertahan akan berkembang biak dan mewariskan karakteristik (hasil perjuangan) mereka kepada keturunan. " (Gary Dargan, Intelligent Design, Encounter, ABC)

Pencetus Cikal Bakal Teori Strunggle For Existance
Al-Jahiz merupakan penganut awal determinisme lingkungan. Menurutnya, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia pun, menurutnya, terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Hasil pemikiran Al-Jahiz mengenai dampak lingkungan terhadap keberlangsungan hidup binatang, menjadi cikal bakal teori struggle for existence. Ia menguraikan ide seleksi alam dan rantai makanan seperti tertulis dalam Kitab al-Hayawan:

”Binatang terlibat dalam sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidupnya; mencari makanan, menghindar jadi mangsa, dan ber kembang biak. Faktor-faktor lingkungan memengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik baru guna menjamin tetap bertahan hidup, kemudian bertransformasi menjadi spesies baru.”
"Nyamuk akan pergi mencari makanan mereka, yang mereka tahu secara naluri alamiah (insting) bahwa darah adalah hal yang membuat mereka tetap hidup. Begitu mereka melihat gajah, kuda nil atau hewan lain, mereka tahu bahwa kulit telah dibentuk untuk melayani mereka sebagai makanan, dan jatuh di atasnya, mereka menusukan giginya sampai dia yakin bahwa kedalamannya telah cukup untuk menghisap darah. Begitu juga lalat, walaupun mereka hinggap pada berbagai jenis makanan, namaun pada prinsipnya melakukan hal yang sama dengan nyamuk. Dan pada kesimpulannya, semua hewan tidak bisa bertahan tanpa makanan, ada yang dengan berburu hewan dan ada yang diburu. " (Frank N. Egerton, "Sejarah dari Ilmu Ekologi, Bagian 6: Ilmu Bahasa Arab - Asal-Usul dan" Zoologi, Buletin Ecological Society of America, 2002 April: 142-146 [143] )

Penemu Metode Memperoleh Amoniak dari Kotoran Binatang
Al-Jahiz sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis artikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya.

Kitab al-Bukhala (Kitab Misers atau keserakahan & ketamakan)
Kumpulan cerita tentang serakah. Humoris dan menyindir, itu adalah contoh terbaik dari gaya prosa Al-Jahiz '. Kitab ini mencerminkan penelitian mendalam dari seorang manusia psikolog. Jahiz menertawakan guru-guru sekolah, pengemis, penyanyi dan ahli-ahli Taurat untuk perilaku serakah mereka. Banyak cerita dari buku ini yang terus dicetak ulang dalam majalah di seluruh dunia yang berbahasa Arab. Buku ini dianggap sebagai salah satu karya terbaik Al Jahiz.

Kitab al-Amsar wa Ajaib al-Bulhan (Buku Tentang Kota-Kota Besar dan Keajaiban Dunia)
Al-Jahiz juga menghasilkan sebuah buku geografi yang berjudul Kitab al-Amsar wa Ajaib al-Bulhan (Buku Tentang Kota-Kota Besar dan Keajaiban Dunia) atau Book of the Metropolises and the Wonders of the World. Buku ini memuat sejumlah lapran dan analisa seputar negeri-negeri yang jauh dan asing. Sebagai sisipan, al-Jahiz menyertakan pola dan ilustrasi berbagai kota dengan menekankan pada segi arsitekturnya.

Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (Buku kefasihan dan Penjelasan)
Al Jahiz dianggap sebagai salah satu penulis yang paling terkenal sepanjang masa, karena ia diyakini telah menulis selama hidupnya sekitar 360 buku, dari seluruh lapisan pengetahuan dan hikmat waktunya, al bayan wa tabyeen yang secara harfiah berarti Fasih dan Penjelasan, adalah salah satu karya terakhirnya, di mana ia mendekati berbagai mata pelajaran, seperti pengalaman luar biasa, pidato retoris, pemimpin sektarian, pangeran, serta memberikan perlakuan sinis dan gila dari orang bodoh. Hal ini juga melahirkan sebuah buku di mana ia menyatukan keterampilan dan kefasihan bahasanya , seni keheningan dan seni puisi.

Buku ini dianggap salah satu karya teori sastra dan kritik sastra bahasa Arab paling awal dalam. ( van Gelder, G. J. H. (1982), Beyond the Line: Classical Arabic Literary Critics on the Coherence and Unity of the Poem , Brill Publishers , pp. 1-2, ISBN 9004068546)

Kitab al Jawari wal Moufakharat Ghilman (Kitab puji-pujian dari selir dan kasim)
Dalam bahasa Arab kata jawari adalah jamak dari jariya, berarti seorang hamba perempuan, yang dalam bahasa kita hari ini dikenal dipanggil "selir". Ada dua jenis hamba perempuan: jariya - salah satu yang mengelola rumah tangga dan menjalankan tugas sehari-hari, adalah tipe pertama. Tipe kedua dulu disebut qina (juga dieja qaena). Mereka adalah jariya yang memiliki kemampuan untuk bernyanyi, yang menempatkan dirinya di atas jariya biasa. Seringkali, gadis budak jenis itu mendapatkan banyak uang dan bermetafora menjadi putri-putri mewah dan pedagang kaya. Kata lain dalam judul, ghilman, adalah jamak dari ghoulam kata yang mungkin diterjemahkan kasim, castrato, atau pelayan pria. Bagi kebanyakan ahli kitab puji-pujian pada selir dan kasim adalah buku nakal dari sensualitas, dalam buku ini Al Jahiz menceritakan kita dengan cerita-cerita yang bersifat erotis yang berhubungan dengan persepsi seksualitas pada masanya.

Mufakharat Risalat al-sudan 'ala al-bidan (Keunggulan Si Hitam dari Si Putih)
Al-Jahiz menulis sebagai berikut pada orang kulit hitam:

"Kami (dalam cerita ini ialah Etiopia) telah menaklukkan negeri orang Arab sejauh Mekah dan memerintah mereka yang telah dikalahkan. Kami mengalahkan Dzhu Nowas (Seorang Raja Yahudi Yaman) dan membunuh semua Keluarga Kerajaan, tetapi Anda, Si Putih, tidak pernah menaklukkan negeri kami. Suku kami, Zenghs (Negro dari Pantai Timur Afrika) memberontak empat puluh kali di Eufrat, mendorong penduduk dari rumah mereka dan membuat Oballah mandi darah penting. Si Hitam kuat secara fisik tidak dan tidak ada suku lain yang mengalahkannya. Seorang Hitam bisa mengangkat batu berat dan membawa beban yang lebih besar daripada yang dapat dilakukan oleh beberapa orang Si Putih. Mereka berani, kuat, dan berbagai generasi telah menjadi saksi akan kehebatan dan kurangnya kelemahan mereka. Si Hitam berkata kepada orang Arab, 'Sebuah tanda kebiadaban Anda adalah bahwa ketika Anda kafir Anda menganggap kami sama dengan perempuan ras Anda. Setelah menganut Islam, Anda pikir kebalikannya. Meskipun ini segerombolan padang pasir dengan jumlah laki-laki kami yang menikah dengan wanita Anda dan yang menjadi pemimpin dan membela Anda melawan musuh Anda '".( Yosef AA Ben-Jochannan (1991), African Origins of Major Western Religions , p. 231, 238)

The Essays
Dalam risalah-Nya itu Essay, dia menulis sebuah bab berjudul "Pada" Zanj, di mana Zanj berarti orang kulit hitam, yang ia memuji dan menggunakan determinisme lingkungan untuk menjelaskan mengapa mereka hitam:[17]

"Semua orang setuju bahwa tidak ada orang di bumi yang kemurahan hati adalah sebagai universal juga dikembangkan sebagai Zanj. Orang-orang ini memiliki bakat alami untuk menari mengikuti irama rebana, tanpa perlu mempelajarinya. Tidak ada penyanyi yang lebih baik di mana saja di dunia, tidak ada orang yang lebih halus dan fasih, dan tidak ada orang yang kurang diberikan kepada bahasa menghina ketangguhan. lainnya No bangsa dapat melampaui tubuh mereka dalam kekuatan fisik dan. Salah satu dari mereka akan mengangkat blok besar dan membawa beban berat yang akan melebihi kekuatan Badui sebagian besar atau anggota ras lain.. Mereka berani, energik, dan murah hati, yang merupakan kebajikan bangsawan, dan juga baik-marah dan kecil dengan kecenderungan untuk jahat Mereka selalu ceria, tersenyum, dan tanpa niat jahat, yang tanda karakter yang mulia. "

"Para Zanj mengatakan bahwa Tuhan tidak membuat mereka hitam untuk menjelekkan mereka, melainkan mereka adalah lingkungan yang membuat mereka begitu. Bukti terbaik dari hal ini adalah bahwa ada di antara suku-suku Arab hitam, seperti Bani Sulaim bin Manshur, dan bahwa semua bangsa menetap di Harra, selain Bani Sulaim berwarna hitam. Ini suku mengambil budak dari antara mereka pikiran Ashban untuk ternak dan irigasi untuk pekerjaan manual, tenaga kerja, domestik dan pelayanan, dan istri dari antara Bizantium; dan namun memakan waktu kurang dari tiga generasi untuk Harra untuk memberi mereka semua kulit dari Bani Sulaim. Harra ini adalah seperti bahwa rusa, burung unta, serangga, serigala, rubah, domba, keledai, kuda dan burung yang tinggal di sana semua hitam dan. Putih hitam adalah hasil dari lingkungan, sifat alami dari air dan tanah, jarak dari matahari, dan intensitas panas. Tidak ada pertanyaan tentang metamorfosis, atau hukuman, pengrusakan atau mendukung dijatuhkan oleh Allah,. Selain tanah dari Bani Sulaim memiliki banyak kesamaan dengan negeri Turki, di mana unta, kuda beban, dan segala sesuatu milik orang-orang ini sangat mirip: segala sesuatu dari mereka memiliki tampilan Turki. "

Karya lain
Karya paling awal pada psikologi sosial dan psikologi hewan ditulis oleh al-Jahiz, yang menulis sejumlah karya berurusan dengan organisasi sosial dari semut dan dengan binatang komunikasi dan psikologi.(Amber Haque (2004), "Psikologi dari Perspektif Islam: Kontribusi Awal Cendekiawan Muslim dan Tantangan ke Psikolog Muslim Kontemporer", Jurnal Agama dan Kesehatan 43 (4): 357-377 [376])
Pada abad ke-11, Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan of Aristotle. Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).

Dari 200 buku yang pernah ditulis Al-Jahiz, sebanyak 30 buku berhasil diselamatkan, termasuk 87 lembar Book of Animals (kira-kira satu pertiga dari teks asli yang ditulis al-Jahiz) yang kini dipelihara dan disimpan di Perpustakaan Ambrosiana, Milan, Itali.

Wafat

Al-Jahiz kembali ke Basra setelah menghabiskan lebih dari lima puluh tahun di Baghdad. Dia meninggal di Basra pada 869 AD. Penyebab pasti kematian-Nya tidak jelas, tetapi kisah populer adalah bahwa sebuah kecelakaan, di mana tumpukan buku-buku di perpustakaanpribadinya, terguling dan menghimpitnya dia dan menyebabkan kematiannya. Ia meninggal pada usia 93. Versi lain mengatakan bahwa ia menderita sakit dan meninggal pada bulan Muharram (Al-Jahiz: INTRODUCTION." Classical and Medieval Literature Criticism . Ed. Daniel G. Marowski. Vol. 25. Gale Group, Inc., 1998. eNotes.com. 2006. 13 Sep, 2007)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar