CCTV

Senin, 02 Februari 2015

Para Ahli Kimia Muslim adalah Pembuat Roket Bermesiu Pertama

pertempuran islam



Menguasai teknologi persenjataan merupakan salah satu faktor yang membuat Kekhalifahan Islam di masa kejayaan menjadi begitu tangguh. Selain mumpuni dalam seni pembuatan pedang, dunia Islam pun mampu menggenggam teknologi pembuatan bubuk mesiu – bahan peledak yang digunakan untuk meriam. Sesuatu yang baru diketahui peradaban Barat pada abad ke-14 M.
Meski sejumlah pakar bersepakat bahwa mesiu (gunpowder) pertama kali ditemukan peradaban Cina pada abad ke-9 M. Namun, fakta sejarah juga menyebutkan bahwa ahli kimia Muslim bernama Khalid bin Yazid (wafat tahun 709 M) sudah mengenal potassium nitrat (KNO3) bahan utama pembuat mesiu pada abad ke-7 M. Dua abad lebih cepat dari Cina.
”Rumus dan resepnya dapat ditemukan dalam karya-karya Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakar Al-Razi (wafat tahun 932) dan ahli kimia Muslim lainnya,” papar Prof Al-Hassan. Dari abad ke abad, istilah potasium nitrat di dunia Islam selalu tampil dengan beragam nama seperti natrun, buraq, milh al-ha’it, shabb Yamani, serta nama lainnya.
Salah satu kelebihan peradaban Islam dibandingkan Cina dalam penguasaan teknologi pembuatan mesium adalah proses pemurnian potasium nitrat. Sebelum bisa digunakan secara efektif sebagai bahan utama pembuatan mesiu, papar Al-Hassan, potasium nitrat harus dimurnikan terlebih dahulu.
Ada dua proses pemurnian potasium nitrat yang tercantum dalam naskah berbahasa Arab. Proses pemurnian yang pertama dicetuskan Ibnu Bakhtawaih pada awal abad ke-11 M. Dalam kitab yang ditulisnya berjudul Al-Muqaddimat yang disusun pada tahun 402 H/1029 M, Ibnu Bakhtawaih menjelaskan tentang pembekuan air dengan menggunakan potasium nitrat – yang disebut sebagai shabb Yamani.
Proses pemurnian potasium nitrat juga

Biografi Al-Kashi (Memperkenalkan Pecahan Desimal)


Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat, dan salah seorang yang paling terkenal di dunia. Namanya Ghiyath al-Din Jamshid Mas Ud al-ʿ Kashi (atau al-Kasyani ) ( Persia : غیاثالدین جمشید کاشانی Ghiyas-ud-din Jamshid Kashani ) (c. 1380 Kashan ,Iran - 22 Juni 1429 Samarkand , Transoxania ) adalah Persia astronom dan matematikawan. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus masyhur di dunia Islam. Ia adalah seorang saintis yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.

Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid, yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan dirinya sebagai

Biografi Al-Sijzi (Penemu Teori Heliosentris dari Persia)

Al-Sijzi yang nama lengkapnya Abu Said Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Jalil al-Sijzi merupakan seorang ilmuwan yang ahli di bidang astronomi dan matematika. Dia dilahirkan pada tahun 945 di Sijistan, Persia. Dia merupakan ilmuwan yang dikenal dekat dengan Al Biruni yang juga ahli astronomi dan matematika. Salah satu bukti bahwa Al-Sijzi berhubungan dekat dengan Al-Biruni adalah adanya surat yang dikirimkan oleh Al-Biruni kepada Al-Sijzi. Surat tersebut berisi bukti-bukti dari pesawat dan bola versi teorema sinus.

Dia mendedikasikan karya-karyanya baik karya astronomi maupun matematika untuk Pangeran Balkh di yang berkuasa di kota Khorasan. Karyanya yang lain dia persembahkan kepada Adud ad-Dawlah, seorang penguasa seluruh selatan Iran dan sebagian besar Irak yang hidup antara tahun 949 hingga tahun 983 masehi. Adud ad-Dawlah kemungkinan besar merupakan pelindung Al-Sijzi, mengingat dia merupakan seorang pemimpin yang terkenal

Biografi Al-Jahiz (Peletak Dasar Zoologi Pencetus Teori Evolusi)


Abu Uthman Amr Ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, demikian nama aslinya yang bergelar al-Jahiz (besar) kerana matanya yang besar, lahir di Basrah, Irak pada 781 ketika berkuasa Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad.  Al-Jahiz adalah cucu dari seorang budak kulit hitam asal Afrika Timur. Al Jahiz dikenal sebagai penulis untuk :
  1. Prosa Arab
  2. Sastra Arab
  3. Biologi, 
  4. Zoologi, 
  5. Sejarah, 
  6. Filsafat Islam awal, 
  7. Psikologi Islam, 
  8. Teologi (ajaran) Mu'tazilah dan 
  9. Polemik dalam politik-agama.
Ia berasal dari keluarga miskin, untuk mempertahankan hidupnya Al-Jahiz muda menjual ikan di salah satu kanal-kanal Kota Basrah. Namun, kemiskinan tak membuat keluarga Al-Jahiz menyerah begitu saja, sang ibu berperan penting mendorong putranya untuk terus belajar.

Ia melanjutkan belajarnya hingga usia 25 tahun, dan berguru kepada sederet