CCTV

Rabu, 11 Maret 2015

Sejarah Perang Tabuk – Perang Terakhir Rasulullah SAW





Sejarah Perang Tabuk menjadi sejarah peperangan terakhir yang diikuti oleh Rasulullah SAW. Seperti mendapat firasat tersendiri, Sang Nabi Allah SAW ini memimpin langsung perang yang akan dilaksanakan di Tabuk, sebuah tempat yang letaknya di wilayah Arab Saudi barat laut. Sebenarnya pada perang ini, tidak terjadi angkat senjata atau pertempuran unjuk kekuatan. Namun bisa diselesaikan dengan perundungin. Akan tetapi pada perang ini pula menjadi ujian bagi umat muslim. Mereka diuji kesetiaannya untuk berperang, atau malah menikmati kekayaan yang saat itu tengah dinikmati oleh kaum muslimin.

Sejarah Perang Tabuk

Perang ini terjadi pada 630 M atau 9 H antara tentara Muslim dan pasukan Bizantium (Romawi Timur). Hal ini berawal ketika kabilah Arab mengira bahwa kekuatan kaum Muslimin sudah melemah karena kekalahan pada saat peperangan Mu’tah melawan pasukan Bizantium. Hal inilah yang membuat pasukan Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya berniat kembali menyerang umat Muslim dengan kekuatan 40-100 ribu pasukan.
Hal ini lalu diketahui Rasulullah, Ia pun kemudian mengibarkan bendera menerima peparangan ini. Rasulullah kemudian melakukan upaya preventif untuk melindungi kaum muslimin yang ada di Madinah dengan menyiapkan 30 ribu pasukan. Pasukan ini lah yang menjadi pasukan terbesar yang penah diturunkan Nabi sepanjang sejarah perang yang dilaluinya.
Para sahabat lalu menyumbangkan hartanya untuk perang kali ini. Utsman Bin Affan menyedekahkan 900 Unta, 100 kuda dan 1000 Dinar. Abdurahman bin Auf yang menyumbang 200 uqiyah perak, yang satu uqiyah sama dengan 40 dirham, tak lupa Umar Bin Khattab yang menyumbang setengah hartanya, juga Abu Bakar yang seluruh hartanya untuk peperangan ini. Semangat Nabi dan sahabat ternyata

PERANG MUKTAH (5 Jumadil Awal 8H)

kisah-sejarah-perang-mu'tah

Peperangan ini tercatat di dalam sejarah sebagai sebuah peperangan besar, di mana tentara Islam yang berjumlah 3.000 orang melawan 200.000 tentara Romawi Nasrani. Sekalipun demikian dahsyatnya peperangan Mu’tah, sahabat yang mati syahid hanya 12 orang, dan mereka memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pertempuran Mu’tah (bahasa Arab: معركة مؤتة , غزوة مؤتة) terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah), dekat kampung yang bernama Mu’tah, di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak, antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dikirim oleh Nabi Muhammad dan tentara Kekaisaran Romawi Timur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendakwahi dan memerangi manusia hingga mereka mengikrarkan kalimat tauhid. Maka kemuliaan bagi yang mengikuti agamanya dan kehinaan bagi yang menyelisihinya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai dakwah dari kerabatnya yang terdekat dari kabilah Quraisy lalu bangsa Arab secara umum dan siapa saja yang dekat atau datang kepadanya dari berbagai penjuru, maka demikian pula beliau memerangi musuh pertama yang terdekat yaitu kafir Quraisy para penyembah berhala kemudian bagnsa Arab di sekitar Mekah dan Madinah dan lainnya lalu ahli kitab dari bangsa Yahudi di Madinah dan sekitarnya.
Dan sekarang tiba saatnya untuk memerangi bangsa Romawi yang beragama Nasrani dan nanti akan tiba gilirannya memerangi kaum Majusi para penyembah api dan seluruh umat kafir hingga agama Allah tinggi dan jaya di permukaan bumi, di atas semua agama sekalipun orang-orang kafir benci dengan kemenangan Islam. Inilah Islam dan inilah jihad yang merahmati umat manusia dan tidak membiarkan mereka berlarut-larut dalam laknat Allah dengan tetap dalam kekafiran, tetapi Islam mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik dan kufur kepada cahaya Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah takjub dengan orang-orang yang masuk surga dalam keadaan diikat rantai besi.” (HR. Bukhari). Maksudnya bahwa mereka tertawan oleh tentara Islam lalu diikat dengan rantai besi kemudian digiring ke negeri Islam dan akhirnya mereka masuk Islam sehingga berbahagia dengan surga.
Dan termasuk hikmah ilahiyyah tatkala orang-orang kafir dari berbagai bangsa tidak bersatu padu dalam satu waktu untuk menyerang kaum muslimin. Tatkala kafir Quraisy memerangi kaum muslimin, maka bangsa Arab lainnya diam menunggu hasil dari Quraisy. Ketika seluruh bangsa Arab dan Yahudi bersekutu memerangi kaum muslimin, maka umat Nasrani diam menunggu hasil peperangan tersebut. Demikian pula tatkala umat Islam berperang melawan Romawi, maka bangsa Persia Majusi diam menunggu hasil peperangan ini hingga semua bangsa dan semua agama ditundukkan oleh kaum muslimin. Firman Allah:
خَيْرًا وَكَفَى اللهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ
Dan Allah memelihara kaum muslimin dari peperangan.” (QS. Al Ahzab: 25)

Sebab Terjadinya Perang Mu’tah

Senin, 02 Februari 2015

Para Ahli Kimia Muslim adalah Pembuat Roket Bermesiu Pertama

pertempuran islam



Menguasai teknologi persenjataan merupakan salah satu faktor yang membuat Kekhalifahan Islam di masa kejayaan menjadi begitu tangguh. Selain mumpuni dalam seni pembuatan pedang, dunia Islam pun mampu menggenggam teknologi pembuatan bubuk mesiu – bahan peledak yang digunakan untuk meriam. Sesuatu yang baru diketahui peradaban Barat pada abad ke-14 M.
Meski sejumlah pakar bersepakat bahwa mesiu (gunpowder) pertama kali ditemukan peradaban Cina pada abad ke-9 M. Namun, fakta sejarah juga menyebutkan bahwa ahli kimia Muslim bernama Khalid bin Yazid (wafat tahun 709 M) sudah mengenal potassium nitrat (KNO3) bahan utama pembuat mesiu pada abad ke-7 M. Dua abad lebih cepat dari Cina.
”Rumus dan resepnya dapat ditemukan dalam karya-karya Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakar Al-Razi (wafat tahun 932) dan ahli kimia Muslim lainnya,” papar Prof Al-Hassan. Dari abad ke abad, istilah potasium nitrat di dunia Islam selalu tampil dengan beragam nama seperti natrun, buraq, milh al-ha’it, shabb Yamani, serta nama lainnya.
Salah satu kelebihan peradaban Islam dibandingkan Cina dalam penguasaan teknologi pembuatan mesium adalah proses pemurnian potasium nitrat. Sebelum bisa digunakan secara efektif sebagai bahan utama pembuatan mesiu, papar Al-Hassan, potasium nitrat harus dimurnikan terlebih dahulu.
Ada dua proses pemurnian potasium nitrat yang tercantum dalam naskah berbahasa Arab. Proses pemurnian yang pertama dicetuskan Ibnu Bakhtawaih pada awal abad ke-11 M. Dalam kitab yang ditulisnya berjudul Al-Muqaddimat yang disusun pada tahun 402 H/1029 M, Ibnu Bakhtawaih menjelaskan tentang pembekuan air dengan menggunakan potasium nitrat – yang disebut sebagai shabb Yamani.
Proses pemurnian potasium nitrat juga

Biografi Al-Kashi (Memperkenalkan Pecahan Desimal)


Al-Kashi merupakan ilmuawan yang sangat hebat, dan salah seorang yang paling terkenal di dunia. Namanya Ghiyath al-Din Jamshid Mas Ud al-ʿ Kashi (atau al-Kasyani ) ( Persia : غیاثالدین جمشید کاشانی Ghiyas-ud-din Jamshid Kashani ) (c. 1380 Kashan ,Iran - 22 Juni 1429 Samarkand , Transoxania ) adalah Persia astronom dan matematikawan. Jamshid al-Kashi merupakan salah seorang matematikus masyhur di dunia Islam. Ia adalah seorang saintis yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid, di Samarkand abad ke-14 M. Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.

Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan, sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah. Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk, pendiri Dinasti Timurid, yang memenangkan sederet pertempuran. Timur Lenk memproklamirkan dirinya sebagai

Biografi Al-Sijzi (Penemu Teori Heliosentris dari Persia)

Al-Sijzi yang nama lengkapnya Abu Said Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Jalil al-Sijzi merupakan seorang ilmuwan yang ahli di bidang astronomi dan matematika. Dia dilahirkan pada tahun 945 di Sijistan, Persia. Dia merupakan ilmuwan yang dikenal dekat dengan Al Biruni yang juga ahli astronomi dan matematika. Salah satu bukti bahwa Al-Sijzi berhubungan dekat dengan Al-Biruni adalah adanya surat yang dikirimkan oleh Al-Biruni kepada Al-Sijzi. Surat tersebut berisi bukti-bukti dari pesawat dan bola versi teorema sinus.

Dia mendedikasikan karya-karyanya baik karya astronomi maupun matematika untuk Pangeran Balkh di yang berkuasa di kota Khorasan. Karyanya yang lain dia persembahkan kepada Adud ad-Dawlah, seorang penguasa seluruh selatan Iran dan sebagian besar Irak yang hidup antara tahun 949 hingga tahun 983 masehi. Adud ad-Dawlah kemungkinan besar merupakan pelindung Al-Sijzi, mengingat dia merupakan seorang pemimpin yang terkenal

Biografi Al-Jahiz (Peletak Dasar Zoologi Pencetus Teori Evolusi)


Abu Uthman Amr Ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, demikian nama aslinya yang bergelar al-Jahiz (besar) kerana matanya yang besar, lahir di Basrah, Irak pada 781 ketika berkuasa Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad.  Al-Jahiz adalah cucu dari seorang budak kulit hitam asal Afrika Timur. Al Jahiz dikenal sebagai penulis untuk :
  1. Prosa Arab
  2. Sastra Arab
  3. Biologi, 
  4. Zoologi, 
  5. Sejarah, 
  6. Filsafat Islam awal, 
  7. Psikologi Islam, 
  8. Teologi (ajaran) Mu'tazilah dan 
  9. Polemik dalam politik-agama.
Ia berasal dari keluarga miskin, untuk mempertahankan hidupnya Al-Jahiz muda menjual ikan di salah satu kanal-kanal Kota Basrah. Namun, kemiskinan tak membuat keluarga Al-Jahiz menyerah begitu saja, sang ibu berperan penting mendorong putranya untuk terus belajar.

Ia melanjutkan belajarnya hingga usia 25 tahun, dan berguru kepada sederet

Selasa, 20 Januari 2015

Biografi Abul Qasim Az-Zahrawi (Bapak Ilmu Bedah & Ahli Kosmetik)




Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi (Madinatuz Zahra', 936 - 1013), (Bahasa Arab: أبو القاسم) dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Dia juga kadang-kadang dipanggil dengan Al-Anshari, karena nenek moyangnya berasal dari Madinah Al-Munawwarah. Dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa pada umumnya, nama Az-Zahrawi telah dirubah menjadi Alzahravius. Sedangkan julukannya, Abu Al-Qasim, telah dirubah ke dalam dua versi, yaitu Albucasis dan Abulcasis. Kedua nama inilah yang hingga sekarang dikenal di Eropa. Adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.

Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama "El Zahrawi". Sedangkan tahun wafatnya ahli